Nama : Puspita Sari Gorantokan
NPM : 15212743
Suku Dayak Banyadu
Suku Dayak Banyadu atau Dayak Banyuke adalah
salahsatu sub-suku Dayak yang mendiami kawasan Provinsi Kalimantan Barat,
Indonesia. Istilah "Suku Dayak Banyadu" diambil dari istilah dalam
bahasa mereka sendiri yaitu asal kata " Nyadu" yang artinya "
Tidak" kata ini digunakan sebagai istilah pembeda dialek dengan dialek
Dayak lainnya, sementara istilah "Dayak Banyuke" diambil dari nama
Bandong orang Banyadu Jaman dulu yang pada saat ini hanya berupa sebuah kampung
yang terletak di desa Samade kecamatan Banyuke hulu. Dayak Banyadu sendiri
merupakan salah satu anak suku dalam keluarga Dayak Kanayatn. Jika diperhatikan
dari bahasanya Dayak Banyadu bersama Dayak Bakati merupakan transisi antara
keluarga Dayak kanayatn dengan keluarga Dayak Bidayuh dimana sebagian bahasanya
mirip atau sama dengan bahasa kanayatn dan sebagian lagi mirip atau sama dengan
bahasa bidayuh. umumnya bunyi vokal bahasa banyadu yang sama dengan bahasa
keluarga Dayak Kanayatn lainnya cenderung berbunyi ke vokal " U "
misal kata " ada " dalam bahasa kanayatn lainnya pada Kanayatn
Banyadu menjadi "Adu" kata " sama" menjadi "Samu"
kata "Datakng" menjadi "Dutukng", "pesan' menjadi
"pesun', "asap' menjadi "asup", "dalam" menjadi
"dalum/darupm", "malam' menjadi "malum/ marupm", dan
lain-lain.
Budaya
Adat budaya
masyarakat Banyadu umumnya sama dengan adat Dayak rumpun Klemantan lainnya,
yang membedakannya hanya pada istilah penyebutannya saja. Salah satu Adat
budayanya yakni baliatn umumnya dijalankan dengan menggunakan bahasa Dayak Kanayatn
yang berdialek Bananna meskipun dukun baliannya asli orang Banyadu. Inilah
salah satu alasan disamping bahasanya yang menyebabkan Dayak Banyadu di
kelompokan ke dalam keluarga Dayak Kanayatn. Sebagaimana masyarakat Dayak
lainnya pada masa lampau Orang banyadu juga tinggal di rumah-rumah panjang
(rumah Betang atau rumah Bantang) namun sekarang ini tidak ada satupun desa
mereka yang masih menyisakannya. Ketika orang Banyadu mendirikan rumah tinggal
tunggal (Lamin atau Ramin). Mereka membuat rumah mereka masih mirip rumah
panjang, hal
ini dilihat dari bentuknya yang juga memanjang hanya saja panjangnya tidak
sepanjang rumah panjang komunal. Sampai saat ini rumah-rumah panjang tunggal
ini masih ada di
beberapa desa saja.
Agama
Sistem religi orang Banyadu adalah
agama adat atau dalam istilah masyarakat Dayak Kalimantan tengah disebut
Kaharingan. Sistem kepercayaan ini sudah monoteis yang mana berpusat pada satu
Tuhan yang disebut Jubata. Dalam mengontrol dunia Jubata di bantu oleh sangiakng-sangiakng
atau semacam malaikat pada agama samawi. Ketika imam Banyadu melakukan ritual
agama adat sering nama Jubata disebut-sebut sebagai jubata yang digunung ini,
atau gunung itu di daerah ini atau daerah itu, hal ini tidaklah bearti bahwa Jubata
tersebut banyak jumlahnya namun lebih bermakna bahwa sang kuasa ( Tuhan ) ada
dimana-mana atau berkuasa atas segala sesuatu. Jubata pada masyarakat Dayak
Banyadu seperti pada masyarakat Dayak kanayatn lainnya disebut-sebut berdiam
atau tinggal di surga atas (saruga samo) atau di lapisan langit ketujuh atau
secara khusus disebut dengan istilah Sabayatn. Dimasa sekarang orang Banyadu
adalah penganut Kristen Katholik, Kristen Protestan dan sisanya pengikut agama
adat (Kaharingan).
Kawasan
Masyarakat
Dayak Banyadu banyak bermukim di daerah kecamatan Banyuke hulu, Banyuke Darit,
Meranti, dan di kecamatan Ngabang, di Kota Ngabang Kabupaten Landak serta di
kecamatan Teriak,di kota Bengkayang, di beberapa desa di kecamatan Samalantan
dan di desa-desa transmigrasi di seluruh Kabupaten Bengkayang serta di
Kecamatan Tayan Hulu, kota Sosok, dan Kecamatan Kembayan Kabupaten Sanggau
Kapuas dan juga terdapat di Taiwan (China Taipei). Keturunan Dayak Banyadu yang
terdapat di Taiwan Juga berasal dari Kalimantan Barat, nenek moyang orang
Banyadu yang pergi ke Taiwan tersebut membawaserta anak dan istrinya, mereka
berangkat bersama sejumlah orang Tionghoa Kalimantan barat yang diangkut dengan
sejumlah kapal laut oleh tentara VOC Belanda kuranglebih telah 400 tahun yang
lalu, dan di pekerjakan di perkebunan milik VOC di Taiwan.
Sebelum orang banyadu menyebar mendiami
pedalaman daerah Landak, Bengkayang dan Sanggau kapuas, orang Banyadu mendiami
daerah asalnya di daerah Banyuke hulu di Kecamatan Banyuke Hulu kabupaten
Landak Kalimantan barat sekarang. Dimasa dahulu seluruh orang banyadu ini
mendiami sebuah kampung besar (Bandong) atau semacam kota dijaman Banyadu
purba.kampung besar atau kota atau dalam istilah Dayak Banyadunya disebut BANNOKNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar